![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjgRQhFXJU68lJsadDl24H5SeKqyt6lJiObS9XshlBdodBfTym-5o_0jgveWIm0Z7M5IP9gljxUQeVF7noz18kxmiOaRSJyzPK_D5-Qa3JOY4IpC0RPWuTx3V99ECFCREzLe28HrcKPUk/s320/Pantai_Carolina.JPG)
hei kawan....., kalian pernah membayangkan bermain di pantai tanpa banyak pengunjung yang lainnya,.... seakan-akan pantai milik pribadi ....?
nah,... aku mengalaminya ketika kami sekeluarga pergi ke Pantai Carolina (berada +/- 20 km dari pusat kota Padang ke arah Selatan). Biasanya orang-orang mengatakan ke Pantai Bungus...., namun ada tempat wisata yang diberi nama Pantai Carolina. Dulu sewaktu bintang film Meriam Belina masih muda (dan ngetop), beliau sempat maen ke pantai ini dan difoto oleh temanku. memang cantik mbak Meriam Belina di foto itu (maklum wajahnya ada kesan darah indo campuran begitu..)
kenapa pantainya bisa sepi...., yach karena kami maen ke sana pada hari kerja (tanggal 22 Desember 2010) dan waktunya juga sudah sore (+/- pk. 15.30), jadi kami menikmati pantai yang bersih dan nyaman.
kerinduan untuk bertemu pantai ini sudah lama kupendam, bahkan sering kuputar ulang dalam angan ketika akan tidur diwaktu malam.
kenapa......? karena di tidak jauh pantai ini ada pelabuhan (kami menyebutnya Labuan Tarok).... tempat orang melelang ikan, dan ada dermaganya juga...... Waktu aku masih kecil,.... bersama abangku.... kami berdua memancing di dermaga ini... hingga sore (umpan sudah habis.....).
karena airnya jernih,..... dan di pinggir laut...., jadi kami dapat melihat ikan yang akan memakan umpan yang ada di pancing..... bahkan ada ikan yang mulutnya lebar (kami menyebutnya ikan pisang pisang, yang suka makan umpanku....) ukuran ikan ini relatif kecil, tetapi sudah memberikan kepuasan yang cukup bagi amatir yang ingin merasakan nikmatnya memancing....?
eh... aku jadi melebar ya..., sebenarnya aku ingin bercerita tentang Pantai Carolina.
saat kami sekeluarga ada di pinggiran pantai, datanglah seorang Bapak yang menawarkan jasa untuk melancong ke pulau pasir (+/- 15 menit perjalanan dari pantai)dan hanya perlu merogoh kocek untuk mengeluarkan uang Rp 100 rb, maka kami sudah dapat menginjakkan kaki di pulau kecil yang pasirnya putih (begitu tawaran beliau).
bagiku pribadi, bermain di pasir yang putih sudah sering kulakukan sewaktu kecil...., dan hal ini kutawarkan kepada anak-anak untuk memutuskan apakah mereka mau menerima tawaran di Bapak tadi. Karena dua bocah cilik ini sedang menikmati bermain pasir (walaupun tidak putih, tetapi juga bersih...) mereka merasa tidak tertarik sama sekali. mereka sibuk membangun benteng pasir beserta kolamnya untuk menghadang air laut yang akan menimbus tumpukan tanah yang mereka gali.
yah..., mereka sedang menikmati dunia bermain air laut dan pasir, tanpa ditegur dan tanpa ada gangguan dari orang lain..... (senang... senang.... senang)... aku tidak mau memaksakan kehendak kepada anak-anak, dengan berusaha sesopan mungkin, kutolak tawaran si Bapak. mungkin beliau kecewa, tapi aku tidak ada maksud untuk mengecewakannya....., aku hanya ingin menyenangkan keluargaku selama liburan ini.
di pinggir pantai, ada penjual kelapa yang menawarkan 1 butir kelapa muda seharga Rp 10 ribu. menurutku harga ini terlalu mahal (maklum di pantai Anyer-Banten, aku biasanya membeli kelapa seharga Rp 5 ribu) karena pohon kelapanya tumbuh di pinggir pantai itu, tinggal dipetik saja. bukannya pelit tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli kelapa, tetapi cara penjualnya menawarkan kelapa dagangannya kurang simpatik, sehingga aku memutuskan tidak membeli (walaupun ada keinginan untuk membantu pedagang kecil seperti ini).
eh teman,.... jika kalian ingin melihat pantai-pantai yang indah dan bersih, mainlah ke Sumatera Barat,.... dari Labuhan Tarok tadi kalian bisa pergi ke pulau-pulau kecil yang jaraknya tidak terlalu jauh dari daratan. kalian bisa menikmati keindahan alam Sumatera Barat. Ada juga cottage di pulau-pulau itu.
secara natural, aku berani mengatakan bahwa pantai di Sumatera Barat sangat indah :), namun mungkin karena faktor budaya di sini berbeda dengan budaya di Bali, maka pantai di Sumatera Barat ini kurang digemari turis seperti di Bali.
aku sempat berkhayal...., jika sudah pensiun nanti, aku ingin menjadi guru/dosen yang mengajar di kampung halamanku ini. gaji bukan tujuan utama, tapi aku ingin insan di nagari Rumah Gadang ini dapat pengetahuan tanpa harus membayar mahal. selama cukup buat sandang dan pangan serta papan,..... kurasa cukuplah.
ah.... ini hanya angan-angan,..... kenyataannya kebutuhan hidup dari hari ke hari memaksa diriku untuk berpikir mencari kesempatan untuk dapat menghasilkan uang dari setiap peluang usaha yang muncul di depan mata.(mudah dalam teori, susah dalam prakteknya......) semoga angan-anganku ini dapat menjadi kenyataan. Insya Allah