Rabu, 12 Januari 2011

Indahnya Danau Maninjau di Sumatera Barat


teman...., memenuhi janjiku yang lalu..... sekarang aku akan bercerita tentang keindahan alam negeri Minangkabau. Kumulai dari sebuah danau yang bernama Danau Maninjau.
Tanggal 23 Desember 2010, aku dan keluarga beserta Ibu mertua berangkat menuju Danau Maninjau melalui jalan Lubuk Basung. alasan aku mengambil jalur ini (bukan jalur Padang Bukittinggi) adalah karena jalur ini akan melalui kota Pariaman, yang ujungnya akan tiba di bagian ujung Danau Maninjau. ada kenangan masa kecil ketika aku berdua dengan abangku dulu menikmati nasi bungkus yang dibawa dari kota Padang di bagian ujung danau ini (kami berdua menggunakan sepeda motor ke sini). Rasanya..... nikmat sekali memakan ikan bakar dengan cabe merah lebar yang biasanya menjadi pasangan dendeng balado (masih mengalir air liurku mengingat makanan ini...).

kenangan indah dan nikmatnya makan (karena sudah lapar ya...?) masih terasa ketika kami mendekati pinggiran danau. Anak-anak sudah tidak sabar untuk bermain air (wah... mereka tidak tau ya... air danau ini kan dingin..... brrrrr).
ada kenangan lain yang kuceritakan kepada anak-anak dan istriku, yaitu ketika masih menjadi mahasiswa, aku menjalani Kuliah Kerja Nyata di bukit di atas Danau Maninjau ini. eh...ada hal lain yang baru ku ketahui saat tiba di danau ini. ternyata.. dua jagoanku tidak bisa memanjat pohon yang relatif rendah....? (karena biasa hidup di kota Jakarta tidak bertemu pohon untuk dipanjat, jadi mereka takut untuk naik ke atas pohon..... olala....?)

kalian mau tau apa yang menjadi bagian khas dari kunjungan ke Danau Maninjau ini? apabila kita datang dari arah Bukittinggi ke Danau Maninjau, maka pasti melalui tikungan yang jumlahnya ada 44 (empat puluh empat ..... banyak khan). Yah... ini kelokan yang dikenal dengan nama Kelok Ampek Puluah Ampek (Kelok 44).

eh.. ada cerita lucunya....., khan istri dan mertuaku dari negeri Sriwijaya, jadi disaat melewati kelok 44 mereka merasa bahwa kelokan ini akan sangat lama.....? maklum saja, mulai hitungan kan selalu dari 1 (karena kami berada di bawah...). anak-anak sebaliknya merasa senang, karena di setiap kelokan yang dekat dengan bukit, terlihat banyak monyet yang bebas bermain hingga ke pinggir jalan.

keindahan alam ini sempat kuabadikan dengan kamera, walaupun saat kami tiba di puncak sudah mendekati pk. 18.00 (di Sumatera Barat, langit masih terang ketika pk. 18.00 karena menghadap ke arah Barat...). Pantulan cahaya matahari di awan-awan langit senja, serta bentuk danau yang tenang teduh.... memberikan nuansa tersendiri. Aku seakan-akan menjadi pemburu foto, dengan berbekal EOS 500D, kusisir pinggir puncak bukit untuk dapat mengambil gambar-gambar yang menurutku indah.

Bagi kalian yang berminat untuk melakukan perjalanan wisata ke Danau Maninjau dan ingin berburu foto saat senja, ada lokasi hotel di Puncak Kelok 44 yang dapat digunakan untuk istirahat. Disamping itu di dekat danau juga banyak penginapan.

Hal yang berkesan ketika aku meninggalkan pinggiran danau ini adalah, penduduk setempat yang masih sangat bersahabat dan ramah dengan tamu-tamu yang datang.