hai teman, sudah cukup lama gw tidak menulis di blog ini
terus terang sedang tidak ada ide
btw gw ingin bercerita sedikit tentang kenangan berkaitan dengan G30S. Bukan Gerakan 30 September 1965 tetapi Gempa 30 September 2009.
Pada tahun 2009 ini ada beberapa hal penting yang gw alami dan meninggalkan bekas sangat mendalam berkaitan dengan kampung halaman karena dua orang yang gw kasihi dan hormati kembali ke pangkuan ilahi tahun 2009.
Bulan Maret 2009, bokap kandung gw wafat (sebelum gempa)
Bulan November 2009, bokap angkat gw wafat (setelah gempa)
Ketika gw kembali pulang bulan November 2009 untuk memberikan penghormatan terakhir pada bokap angkat gw, masih sempat gw lihat tempat-tempat yang berubah menjadi luluh lantak. Kenangan masa kecil akan tempat-tempat tersebut membuat gw merasa nelangsa.
Tidak mudah untuk percaya, walaupun kenyataan tersaji di depan mata.
Sekarang tahun 2011 - setelah 2 tahun berlalu, gw sempat melihat ada tugu peringatan korban gempa.
Dalam hati gw sempat bertanya, kenapa rasa kebersamaan ini harus muncul setelah ada bencana. Kenapa kebersamaan itu bersembunyi saat keadaan tenang dan adem ayem. Kenapa yang dimunculkan selalu rasa curiga dan benci.
Ah.... gw hanya bisa menerka-nerka, ..... mungkin benar.... mungkin juga salah.
Tetapi saat gw berdiri di depan tugu peringatan dan membaca tulisan yang dipahat, rasa haru muncul dan membuat air mata gw menetes.
Semoga dengan kejadian ini, rasa persaudaraan antar umat manusia di kampung halaman gw terjaga selalu. Gw percaya bahwa, hidup bukan hanya sekedar pertambahan usia melainkan memberikan makna bagi manusia lain di sekitar.
Oh ..... kampungku nan jauh di mata, rasa cinta padamu tetap menyala walau kini diriku jauh di seberang lautan.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa menyuburkan rasa kasih persaudaraan di bumi Minang Kabau, karena kasihNya yang berlimpah kepada umat manusia. Amin