![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6Ra1BMEmVy5dlpwGmoJpCYwCDjLsu_Y_ThotAPlhYPOACMO2jvqtaugK1wtzblYCq3GqlpOUDC9NCW1d0mu9yyx0qWwol1VgOLRaDzGtYOpPDRWtVT8mBp1fQoG0m5kDJ2r-fQWpj67c/s320/Pa3.jpg)
sebuah kenangan indah yang muncul dari orang-orang terkasih.......,
tak mampu menepis....... kesedihan yang ikut bersama...., ketika mereka pergi....,
selamanya....., untuk menghadap Sang Pencipta....
sebuah alur kehidupan....., kelahiran......., kematian,....... kekekalan....
kembali ke rumah abadi..... di sorga.... kekal... selamanya ....
bersama SANG PENCIPTA Semesta
dalam rindunya hati tuk bertemu muka.......,
dalam sedihnya hati.... merasa kehilangan......, karena ditinggalkan......,
dalam senyapnya malam........, ketika sujud di hadapan tahta SANG KHALIK...,
ku coba menyapamu Papa,..... kucoba bercerita kepadamu....
seperti yang pernah kulakukan dahulu,......
kehidupan berjalan, seperti sungai.... yang terus mengalir.... dari hari ke hari.....,
terkadang.... hatiku terluka,.... oleh kenangan.... yang muncul di depan mata.....,
saat kuingat pesanmu......, lakukanlah yang terbaik bagi dirimu sendiri, bagi anak-anak yang Tuhan titipkan pada kalian, ......,
bagi keluarga..... kita,...... bagi masyarakat di sekitarmu nak....,
bagi bangsa dan negaramu,...... sejauh kau mampu.....?
ingin rasanya,... ku lari ke pelukanmu...... Papa....,
melepaskan beban berat yang menggayut di hatiku......, dan di jiwaku.....,
menceritakan semua kepahitan yang kulihat di sekitarku........,
pesanmu kucoba jaga,...... tapi terkadang..... terasa berat tuk kupikul......,
namun.... aku tetap akan menjaganya... Papa...,
aku tak akan mengecewakan harapanmu.,..... yang kau titipkan pada hatiku....,
bersama semangatmu.... yang terus berpendar di hatiku.... akan kujaga sekuat tenagaku..., hingga....., aku kembali berkumpul bersamamu di "rumah masa depan".
Papa,...... adinda membuatkan untaian kata ......
disaat engkau sedang mendekati tahta Sang Pencipta............, (24 November 2009)
dalam guratan pena.... yang bercampur air mata,.... mereka mencoba bercerita......,
tentang kasihmu kepada mereka......, yang nyata dalam teladan yang indah.....
tentang kasih mereka kepada engkau....., walau terkadang mereka mengecewakanmu..., seperti diriku yang juga.... secara tak sengaja,.... mengecewakanmu...,
maafkan aku Papa......?
Papa, inilah ungkapan cinta anak-anakmu...., semoga engkau berkenan mendengar isi hati kami yang mengasihimu.......
Padang, 24 November 2009, 05.10 WIB
Papa tersayang…
Saat takdir tiba,
Saat Allah sudah berkehendak,
Tiba saatnya Papa yang sangat kami cintai pergi menghadap Ilahi
Kami menangis, batin kami menjerit, walaupun Papa meninggalkan kami
dengan wajah teduh, senyum ikhlas dan tulus….
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim
Ampuni kami…
Begitu singkat rasanya Papa berkumpul bersama kami
Kami kehilangan…
Masih banyak yang belum kami perbuat untuk Papa
Masih banyak kata yang tidak sempat terucap
Papa yang sepanjang hidup selalu memberikan yang terbaik buat kami,
Papa yang selama ini menjadi tempat untuk kami mengadu,
Papa yang menanamkan cinta kasih, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab
dan kerja keras,
Papa yang tidak banyak bicara dalam mendidik kami,
namun tindakan Papa membuat kami paham
bahwa begitulah seharusnya kami menjalani kehidupan ini
Kami bangga menjadi anak-anak Papa…
Papa adalah panutan kami
Kami janji akan selalu menjaga nama baik Papa,
Menjaga kasih sayang dan keutuhan keluarga,
dan menjaga serta merawat Mama
Tunai sudah kewajiban Papa terhadap keluarga
Selamat jalan Pa…
Kami ikhlas melepas Papa
Doa akan selalu kami panjatkan
Ya Allah, ampunilah dosa Papa,
Terimalah amal ibadah Papa
Berikan tempat terbaik di sisi-Mu
Bukakan pintu surga buat Papa
Sampai saatnya tiba, untuk kami berkumpul bersama lagi
Amiin Ya Rabbal Alamin…
Papa.... itulah, isi hati anak-anakmu.... yang mencintai engkau.
Jakarta, 7 Desember 2010 (04:47 WIB)