![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglkzl28wzBSp9DuN_vTd5ZSE_hyMlolmM1SqcyJQfhAMnw1hEP_8vXCWl5ygNDSstjDRUAuWmNnXQFNULjcORSciOdxCW65XK-g4m3RS6mOt4i4jbpWQ0BW_obA2Zvnr2z4WmQcmWx80Q/s200/Logo+Unand.jpg)
"Innalilallhi wainnailaihi raji'un telah berpulang ke Rahmatullah Bpk Chaidir Anwar MBA disemayamkan d rmh duka di jl blangbintang 10 airtawar. Smoga Allah SWT memberikan ampunan & tempat yg terbaik bg almarhum serta ketabhan & keihlsan pd keluarga yg ditinggalkan. Amiiin. (edwin)"
--------------------------------------------------------------------
telah gugur pahlawanku.......,
tunai sudah janji bakti............,
gugur satu tumbuh sribu........,
tanah air jaya sakti.....................
Kata-kata ini mengalir dalam hati dan pikiranku, ketika kudengar berita bahwa salah seorang dosen favoritku wafat, Bapak Chaidir Anwar, MBA.
Dosen yang kukenal di tahun 1992, karena aku mulai mengikuti mata kuliah Manajemen Strategis yang beliau sajikan di semester ke-6 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang.
Luar biasa,....... cara penyampaian materi kuliah membuat anganku meloncat ke negeri jauh yang sudah lebih modern dalam ilmu manajemen.
Beliau juga memperkenalkan bahwa seorang konsultan manajemen merupakan sebuah profesi dengan penghasilan yang sangat fantastis. Hal ini benar nyata adanya, ketika dalam pekerjaanku saat ini harus mengeluarkan uang perusahaan miliaran Rupiah untuk membayar jasa konsultan yang bekerja hanya dalam waktu 10 minggu.
Bapak Chaidir sangat istimewa di mataku. Beliau sangat berbeda. Dari segi pendidikan, beliau tidak memiliki gelar S1, tetapi mendapatkan gelar MBA (Magister Business Administration) dari negeri Paman Sam. Beliau orang yang langka.
Ketika aku sedang menyusun skripsi dan berpapasan dengan beliau. Kata-kata yang terucap dari mulutnya kepadaku adalah, "Ba'a alun juo pai dari kampus lai?" (kenapa kamu masih belum meninggalkan kampus?).
Maksud beliau yang kutangkap adalah "jangan boroskan waktumu, tuntaskan segera skripsimu dan selesaikan tanggung jawabmu sebagai mahasiswa."
Baik Pak, jawabku, mudah-mudahan dalam tahun ini Bapak tidak melihat saya lagi di kampus.
Kenangan manis yang mengalir dalam benakku ketika mengenang masa-masa kuliah di kampus Limau Manih. Kesederhanaan serta disiplin dalam memulai perkuliahan merupakan cerminan pribadi beliau yang bijaksana dan bersahaja.
Tunai sudah tugas bakti Bapak Chaidir Anwar sebagai seorang dosen.
Seorang guru yang layak dicintai, digugu dan ditiru.
Sampai jumpa Pak Chaidir, semangat Bapak untuk berbagi ilmu dalam ketulusan dan kepedulian demi kemajuan kaum muda Indonesia akan kucontoh sebagai ungkapan terima kasihku padamu.
Jakarta, 20 Januari 2012