hei teman, apa khabarku ....?
lho kok bukan apa khabarmu .....??
ya....., kalo kalimat yang kedua khan sudah lazim, ....... :)
teman-teman gw mau cerita sedikit pengalaman tentang berinteraksi dengan kantor polisi di Jakarta. Mulai dari mengurus SIM (untuk roda 4 dan roda 2) hingga perpanjangan pajak kendaraan (untuk roda 4 dan roda 2).
Satu kebiasaan gw yang masih susah ditinggalkan hingga saat kemarin adalah mengurus sendiri hal-hal yang berkaitan dengan instansi pemerintah. Entah itu di level RT/RW atau ke Kantor Kepolisian.
Alasannya sederhana, karena gw mencintai lembaga yang gw kunjungi?........ ah... yang bener......?
Benar, teman.... Gw mencintai lembaga yang gw datangani, karena disana banyak interaksi yang berdampak sosial luas...... dan multiplier.
Gw mulai dengan pengurusan SIM (roda 4),....
Kalian tau kan (bagi yang pernah mengurus SIM tanpa menggunakan bantuan "calo") bahwa untuk proses mendapatkan SIM A/B pasti harus melalui tahapan ujian yang sebenarnya tidak susah-susah amat.....?
Satu bagian yang paling sering menjadi batu sandungan adalah ketika melakukan test mengemudi (yang notabene merupakan simulasi di komputer). Yah... mirip maen Play Station lah.... cuma agak lebih "keren" karena dilakukan di Kantor Polisi.
Pengalaman gw yang lucu adalah, bahwa score yang gw dapat selama proses tersebut (gw catat lho) dan gw rekam menggunakan smart phone....., BERBEDA dengan hasil cetakan yang muncul ketika "oknum" petugas yang saat itu berdinas memberikannya kepada gw.
Gw kaget banget.... karena hasil yang nilainya bagus, jadi jelek.
Secara teknis, nilai yang kita dapatkan tercantum langsung di layar, dan ambang batas kelulusan juga sudah ketahuan.
Ujung-ujungnya.....gw dinyatakan tidak lulus...... Thanks God?
Ternyata, setelah 5 tahun berlalu sejak gw memperpanjang SIM yang terdahulu, perubahannya masih lamban. Simulasi ini digunakan untuk menjatuhkan calon pembuat SIM.
Nggak percaya .....? Coba saja lu liat, mana ada kendaraan akan lewat tempat yang di kirinya ada hambatan (mencoba menghindar), trus di kanannya juga ada hambatan (harus segera pindah ke kiri). Dalam pikiran gw, cuma ada 2 kondisi untuk hal ini.
Pertama ujian ini untuk pembalap tingkat mahir yang harus segera zig zag ke kanan dan ke kiri untuk dapat menghindari hambatan tersebut, atau hanya orang gila yang mau lewat jalan yang sudah pasti di depannya ada hambatan yang tidak mungkin dilewati?
Emangnya roda mobil yang saat ini digunakan di Indonesia bisa bergeser ke kanan atau ke kiri tanpa harus maju ke depan ?
Gw iseng tanya pada petugas saat itu, "Siapa sih vendor yang membuat sistem ini?". Orang IT "gila" mana yang memanfaatkan teknologi untuk membodohi orang lain? Gw penarasaran banget....., tetapi tidak ada informasi ataupun jawaban.
Andaikan gw tahu.....!
Btw,.... gw sangat peduli dengan pelayanan umum dan lembaga yang menjadi harapan masyarakat untuk menjadi contoh kemajuan dalam pelayanan umum dimaksud. Terutama Kepolisian, karena gw merasa bahwa gw bagian dari Keluarga Besar Kepolisian...... ehm... (bokap gw juga pensiunan Polisi).
Masih banyak hal yang ingin gw ceritakan, tetapi berhubung harus siap-siap berangkat kerja, gw sudahi dulu sampai disini (nanti disambung lagi).
Khususnya bagi Bapak/Ibu Polisi, janganlah melihat diriku sebagai sebuah ancaman....., kita masih satu keluarga. Aku mencintai Kepolisan, dan berharap banyak pada kalian.
Tetap semangat dalam bekerja......, walau perubahan datang di tempat kerja....!
May GOD bless you all.
Hormatku untuk kalian Bapak/Ibu Polisi.
Jakarta, 20 Juni 2011 - Anton Reavalco