Jumat, 29 Oktober 2010

Prof. H. Syahruddin, SE, MA


dosenku, guruku, ayahku, profesorku, telandanku, buah hatiku, semangatku, api yang membakar dadaku, contoh yang selalu kuceritakan kepada anak-anakku, bagian dari do'aku setiap hari, kenangan abadi dalam hati dan ingatanku, suluh semangat bagi kaum muda kampungku, pengayom induak+adiak+ayah+sadonyo, putra terbaik nagariku, putra Bumi Pertiwi yang membawa suluh keteladanan, muslim yang saleh, ...... /@/*/"/+/C

itulah engkau Papa......,
itulah dirimu Pak Ca.....,
itulah Datuak Nagari Basa.....,
itulah Profesor Haji Syahruddin, SE. MA.... almarhum.....
salah satu putra terbaik negeriku Indonesia.......,
ku kenal dirimu saat kakiku mulai menapak Perguruan Tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang tahun 1989.

Bapak, wajahmu memancarkan keteduhan........,
sinar matamu memancarkan kesabaran...........,
sikapmu...... memancarkan kebijaksanaan.......,
diammu........ memancarkan kasih seorang Bapa.....
bicaramu....., mengurai masalah......
hadirmu......., membawa perubahan......
karyamu........ mengubah banyak insan........
ajaranmu......... menyeret langkah kaki yang lesu.... menuju semangat cinta tanah air
di sampingmu....... dunia seakan tidak lagi memiliki masalah..... :)
senyummu........ meruntuhkan semua beban persoalan.........,
tawamu........... membuatku ingin memberikan yang terbaik bagi Negeri ini

hampir 1 tahun sudah sejak wafatmu Papa......,
aku merasakan hadirmu selalu disanubariku.......,
saat engkau menghadapi deritamu dengan tanpa berkeluh kesah.....,
saat engkau menelponku........., untuk yang terakhir kalinya.......,
hingga saat ini aku masih menyimpan pesan singkatmu....... "alhamdulilah Papa semakin baik"
saat kudengar dari telpon adinda, berat nafasmu menjelang...... kepulanganmu ke rumah Bapa Surgawi.
saat kumelihat dirimu, tidur lelap selamanya di rumah kita.......
rumahmu,..... yang juga telah menjadi rumahku....... Papa, terima kasih.....
saat kudengar do'a-do'a bergema indah ketika engkau disholatkan.........
saat kulihat engkau diturunkan kedalam tempat peristirahatan terakhir.....
saat ku..... menatap engkau dibaringkan menghadap kiblat......,
saat tanah.... menutupi tubuhmu..... yang kokoh..... tempat beban berat nagariku dipikul...., saat.... aku ... tak dapat menahan tetesan air mata..........
saat itu kutahu....... sorga adalah tempat yang paling layak untuk mu,... Papa...

Ya ALLAH Raja Semesta alam, ...... terimalah dia di sisiMu.....
Jadikan sukacita surgawi sebagai kegembiraan.. yang .....melekat pada tubuh, jiwa, dan rohnya. Amin.

Jakarta, 30 Oktober 2010
pk. 04:04 WIB