Rabu, 06 Oktober 2010

Tangisan Ibu

Hei.... kawan, pernah dengar lagu Kasih Ibu kepada beta..., tak terhingga sepanjang masa.... hanya memberi.... tak harap kembali..... bagai sang surya .... menyinari dunia ........?

Percaya,.... ndak ... percaya...... memang Ibu itu memiliki kasih yang sangat panjang dan sabar kepada anak-anaknya.
Pagi ini gw tidak mau cerita banyak......, lagi malas ngomong.... tetapi masih rajin "ngetik",,,,,,, So..... kalau kalian ingin tahu lebih jauh, silahkan baca kutipan dari selebaran yang kusimpan sejak 1 tahun yang lalu..... semoga kita masih bisa melakukan sesuatu untuk mereka.....? May GOD bless you all bro and sis
Jakarta, 07/10/2010 pk. 03.31 WIB

Mereka Membutuhkan Kasih Sayang
(They Need Care and Love)

YAYASAN ABHIMATA MITRASMAYA

Abhimata berarti kasih
Mitrasamaya, berarti persaudaraan

Sesuai dengan nama yang dipilih, maka karya pelayanan Yayasan berdasarkan pada visi: kasih dan persaudaraan.

Panti Asuhan Abhimata
Banyak keluarga mendambakan kehadiran anak, bahkan segala upaya akan dilakukan demi untuk mendapatkan keturunan, berbahagialah anak-anak yang dilahirkan dari keluarga sperti ini. Namun tidak sedikit keluarga yang menolak, tidak mengharapkan, tidak siap menerima kehadiran anak-anak dengan berbagai alasan, baik karena tekanan ekonomi, karena “kecelakaan”, merasa aib dan belum siap menerima kehadirannya.
Apapun alasan mereka, penolakan itu berarti luka batin bagi bayi-bayi yang tidak berdosa. Sejak lahir bayi-bayi ini sudah harus mengalami penderitaan batin serta tidak memperoleh kasih sayang orang tua sebagaimana mestinya.
Panti Asuhan Abhimata didiraikan tanggal 12 Maret 1998, memberikan tempat untuk mereka berlindung, memperoleh kasih sayang dan menyongsong hari depan yang cerah, seperti anak-anak lain tanpa membedakan suku bangsa dan agama. Lokasi: Jalan Mertilang IV Blok KA 2 No.31-37.

Sekelumit Kasus Bayi-Bayi di Panti Asuhan Abhimata
Ada yang ditemukan di pinggir jalan tergeletak bersama ibunya dalam kondisi sangat lemah, karena lapar dan letih, si ibu yang ditinggalkan suami, berjualan sabun, odol dsb dari rumah ke rumah sambil menggendong bayinya. Setelah beberapa lama dirawat, si anak sehat kembali dan ibunya bekerja sebagai pelayan toko.

Ada bayi dari desa di Bogor, ditolong dukun, namun karena kondisinya sangat miskin, bayi hanya diberi minum teh, waktu ditemukan, seluruh tubuh bernanah, bau amis dan sangat kurus, setelah dirawat dengan baik di panti, ia tumbuh dengan sehat dan lucu.

Ada sepasang sejoli saling mencinta, namun perbedaan agama dan suku bangsa, kedua orang tua tidak merestui padahal hubungan sudah terlanjur jauh, hingga lahir seorang bayi mungil, orang tua tetap menentang, bahkan mengancam mau membunuhnya, terpaksa hubungan mereka putus, dan bayinya diserahkan ke panti.
Ada seorang ibu hamil tua sambil bercucuran air mata, berniat untuk menyerahkan bayi dalam kandungannya yang akan lahir beberapa hari lagi. Ibu ini sorang buruh cuci di perumahan dan sang suami seorang buruh bangunan yang sudah lama tidak mendapat pekerjaan lagi. Tiga hari kemudian si bayi lahir dan kami menjemputnya di rumah bersalin. Kepada si ibu, kami minta untuk mencium bayinya, namun ibu ini tidak mau dan berkata, anak ini sudah bukan anak saya tapi sudah anak yayasan, lalu ibu ini pulang sambil meneteskan air mata. Kami terharu merasakan bagaimana perasaan si ibu harus berpisah dengan anak pertamanya karena tekanan ekonomi.

Masih banyak kasus lain, namun yang sangat memprihatinkan adalah bayi-bayi gagal aborsi. Selain mengalami gangguan physik juga mental, yaitu luka batin. Kelemahan physik tersebut bila tidak segera ditangani akibatnya fatal, tentu saja perlu biaya yang tidak sedikit.

Kami mengajak pembaca untuk ikut terlibat dan peduli terhadap nasib bayi-bayi yang butuh kasih sayang ini.
-------------------------------------------------------------------------------------
TANGISAN IBU

Anakku,
tiada satupun lelaki
mengaku ayahmu,

Anakku,
sembilan bulan
engkau dalam rahimku,

Namun,
aku tak mampu
menyusuimu.

Bahkan,
kemiskinan dan ketidak berdayaanku
terpaksa menelantarkanmu.

Anakku,
bukan maksudku membuang kamu
kepapaanku yang memisahkan kamu dariku

Anakku,
dengan selembar kain kumal
kuserahkan kamu
kepada Ibu-Ibu
yang mengasihi kamu
pengganti ibumu.

Anakku,
kamu lahir ke dunia tanpa dosa
tapi justru dosaku yang kamu sangga.

Anakku,
aku tahu kamu merana,
hatimu luka.

Maafkan aku anakku!

(karya: C. Nanik Purwoko)
-------------------------------------------------------------------------------------
Susunan Pengurus
Yayasan Abhimata Mitrasamaya
Ketua : Dra. C. Nanik Purwoko
Sekretaris I : Yinny Indriasih, SH
Sekretaris II : M.M. Leona Teesha
Bendahara I : Regina Sri Hartati Wund
Bendahara II : Ria Reshijaya

Anggota : Yustina Agus Karno
Arie Mulakir
Jacinta A.M. Tambajong
M. Th. Sri Murningsih

Notaris : Sugito Tedjamulja SH

Bank : BCA Bintaro Utama
Yayasan Abhimata Mitrasamaya
Rekg. No. 603.0.30193.3

BNI 46 Cabang Dukuh Bawah
Yayasan Abhimata Mitrasamaya
Rekg. No. 060.0.00401832.001

Panti Asuhan Abhimata
Jl. Mertilang IV Blok KA 2 No. 31-37
Bintaro Jaya Sektor 9 – Jakarta 12330
Telp. 021-53151817, 74864418
Facs. 021-74864419